Sangat
menarik untuk merancang mesin balap skubek atau skutik Untuk itu sebagai persiapan rasanya perlu teori yang pas
supaya ada panduan dan tidak salah langkah.
Paling menarik
untuk dicermati kelas 150 cc. Di Yamaha Mio harus menggunakan piston 57 mm.
Sedang stroke standar Mio yaitu 57,9 mm. Bagaimana menentukan ukuran klep dan
besarnya karburator yang digunakan?
contoh motor
balap Peak power sekitar di 13.000 rpm untuk kelas 110 cc. Kebanyakan motor bermain di 12.000 rpm. Biar gampang ditentukan
di 12.000 rpm saja ya, maklum di skubek yang transmisi otomatis belum ada
batasan. Juga karakter tenaga bagusnya di gasingan bawah.
Juga mesti
tahu dulu gas speed (GS) di lubang porting. Menurut referensi dari tuner luar
negeri 80 meter/detik. Untuk motor, yaitu 100-105 meter/detik. Angka ini
menentukan homogenitas campuran bensin-udara. Jika kelewat gede atau kurang
dari 80 m/detik akan tidak homogen. Lebih gampang 100 m/detik saja ya.
Selanjutnya
mencari ukuran diameter inlet port. paling gampang bisa diukur dari diameter
lubang inlet di kepala silinder yang ketemu dengan intake manifold. Untuk
menentukan besarnya bisa lihat rumus:
Diameter
Piston2
Gas Speed= ————————–x Piston Speed Diameter Inlet Port2
Piston
Speed = (2 x stroke x rpm)/60.
Yamaha Mio punya stroke 57,9 mm (0,0579 meter). Pada gasingan 12.000 rpm, maka Piston Speed = (2 x 0,0579 x 12.000)/60 = 23,16 meter/detik. Nah, dari sini bisa menghitung diameter inletnya. Yaitu:
Diameter
Piston²
Diameter Inlet Port = √————————–x Piston Speed Gas speed
0,057²
Diameter Inlet Port = √—————– x 23,16 100
Diameter
Inlet Port = 0,0274 meter = 27,4 m
|
Nah, dari
sana ketahuan bahwa diameter inlet port 27,4. Dari sini memang rada rumit jika
mau tahu ukuran diemeter klep ideal. “Harus melalui rumus yang panjang dan
perlu riset lama. Terutama tahu dulu diagram kerja kem Untuk itu saya mau kasih
rumus ringan. Katanya diameter inlet port itu untuk ukuran motor cc kecil,
yaitu 0,85 x diameter klep isap. Maka diameter klep isap = Diameter Inlet
Port/0,85 = 27,4/0,85 = 32 mm.
Klep buang
lebih kecil lagi. Besarnya berkisar 0,77 sampai dengan 0,80 x diameter klep
isap. Jika diambil yang paling besar yaitu 0,80 x 32 = 25,6 mm. Nah, ini dirasa
sangat gede jika klep isap 32 mm dan buang 26,6 mm. Rasanya seperti sangat
susah dipasang pada kepala silinder yang hanya menggunakan piston diaemeter 57
mm.
Tapi rumus
ini jika peak power kepingin berada di 12.000 rpm. Untuk ukuran matik harusnya
lebih rendah lagi. Kan transmisi otomatis (CVT) butuh tenaga galak di putaran
bawah supaya cepat melesat.
Jika tenaga
bermain di gasingan 11.000 rpm klep isap 30,6 mm dan klep buang 24,5 mm. Kalau
mau lebih rendah lagi misalnya di 10.000 rpm, maka klep isap 29,5 dan buang
23,6 atau 24 mm. Jadi, besarnya diameter klep tergantung dari letak peak power
yang dimau.
Venturi
Karbu
Menentukan besarnya venturi karburator juga bisa berpatokan dari perbandingan. Sebagai contoh diambil dari buku panduan flowbench merek Superflow SF-110/120. Perbandingannya 0,85 x diameter klep.
Menentukan besarnya venturi karburator juga bisa berpatokan dari perbandingan. Sebagai contoh diambil dari buku panduan flowbench merek Superflow SF-110/120. Perbandingannya 0,85 x diameter klep.
Sebagai
contoh seperti di atas jika diameter klep isap 32 mm. Maka venturi karburator
32 x 0,85 = 27 mm. Namun dirasa susah mencari karburator ukuran 27 mm. Kalau
mau lebih gampang, pilih aja yang 28 mm. Seperti Keihin PWK 28 misalnya.
Artikel
diatas, ditulis cara menentukan besarnya diameter lubang intake atau isap di
skubek. Contohnya di Yamaha Mio. Tentunya harus ditentukan dulu letak peak
power di rpm berapa yang dimau.
Letak peak
power atau tenaga puncak yang dimau akan menentukan besarnya diameter lubang
isap. Juga akan menentukan pemilihan diameter payung klep dan ukuran karburator
yang diterapkan.
Untuk Yamaha
Mio yang mau turun di kelas 150 cc pakai piston 57 mm, bisa menggunakan klep
beberapa tingkatan. “Tergantung letak peak power ada di rpm berapa’’
(1) Klep Sonic
Misalnya menyesuaikan dengan klep yang tersedia di pasaran. Sebagai contoh klep Honda Sonic in 28 mm dan ex 24 mm. Herganya berkisar dari Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Namun risikonya harus potong batang klep lantaran kepanjangan. Kalau tidak repot comot aja merek TK, TDR atau Daytona khusus untuk Mio.
Misalnya menyesuaikan dengan klep yang tersedia di pasaran. Sebagai contoh klep Honda Sonic in 28 mm dan ex 24 mm. Herganya berkisar dari Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Namun risikonya harus potong batang klep lantaran kepanjangan. Kalau tidak repot comot aja merek TK, TDR atau Daytona khusus untuk Mio.
(2) Klep EE 31/25,5 mm
Pilihan kedua, jika tenaga mesin mau berada di kisaran 11.000 rpm. “Bisa pakai klep berlogo EE yang diameter payung klep isap 31 dan buang 25,5 mm
Pilihan kedua, jika tenaga mesin mau berada di kisaran 11.000 rpm. “Bisa pakai klep berlogo EE yang diameter payung klep isap 31 dan buang 25,5 mm
Jangan lupa
jarak antar klep diseting 4 mm dan sudut kemiringan klep isap 28 derajat dan
buang 33 derajat. Karakter klep EE antijeber alias tidak mengembang meski
menggunakan per yang keras dan kem lift tinggi.
Klep ini
memang batangnya lebih panjang. Konsekuensinya harus main potong supaya
ukurannya sama dengan punya Mio. Namun kelebihannya diameter batang klep kecil
alias sama dengan punya Yamaha Mio. Sehingga gesekan lebih ringan.
Meski harus
main potong batang, namun harganya lumayan ringan.
(3) Klep GL
Pro Platina
Pilihan lain bisa coba klep GL-Pro platina alias tipe lama. Diameter payung klep in 31,5 mm dan ex 26 mm. Dipastikan cocok untuk mengejar tenaga di gasingan 11.500 rpm. Harganya lumayan bersahabat. Seperti buatan Indoparts yang dilego kisaran Rp 70 ribu.
Pilihan lain bisa coba klep GL-Pro platina alias tipe lama. Diameter payung klep in 31,5 mm dan ex 26 mm. Dipastikan cocok untuk mengejar tenaga di gasingan 11.500 rpm. Harganya lumayan bersahabat. Seperti buatan Indoparts yang dilego kisaran Rp 70 ribu.
Namun
menggunakan klep GL-Pro meski murah ada konsekuensinya. Batang harus dipotong
lantaran kepanjangan. Juga diameter batang klep lumayan gede, yaitu 5,5 mm.
Bandingkan punya Mio asli hanya 5 mm.
Jarak Antar
Klep
Jarak antar klep memang tergantung dari kem. Terutama overlap dan lift. “Namun jangan kelewat jauh mematok jarak antar katup isap dan buang. Bagusnya sih 3 sampai 4 mm,” jika jarak antar klep 5 mm atau lebih akan berakibat mesin panas. Biasanya leher knalpot membara. Menandakan temperatur mesin tinggi.
Jarak antar klep memang tergantung dari kem. Terutama overlap dan lift. “Namun jangan kelewat jauh mematok jarak antar katup isap dan buang. Bagusnya sih 3 sampai 4 mm,” jika jarak antar klep 5 mm atau lebih akan berakibat mesin panas. Biasanya leher knalpot membara. Menandakan temperatur mesin tinggi.
Namun kalau
digunakan untuk keperluan racing, tetap perlu modifikasi di beberapa bagian.
Juga perlu perlakuan khusus. Apalagi klep yang dipakai asalnya dari motor atau
mobil harian. Tujuannya agar didapat flow atau aliran gas bakar bagus.
Paling awal
bisa dilihat pada batang klep yang kepanjangan. Ini terjadi jika menerapkan
klep Honda Sonic atau CS-1, GL-Pro platina dan merek EE keluaran JP Racing.
Untuk itu harus dipotong disesuaikan panjang klep Mio.
Perlu
diketahui, panjang standar klep Mio 65 mm. “Untuk itu, ukuran panjang klep
CS-1, Sonic, GL-Pro dan EE dibikin sepanjang 65 atau 66 mm juga.
Untuk
memotong, gunakan mesin bubut supaya presisi. Trus diikuti dengan membuat alur
untuk dudukan kuku klep .Fungsi kuku klep untuk mengunci klep bareng per katup.
“Alur ini posisinya 2,5 mm dari ujung batang klep
Dalam
membuat alur untuk kuku klep harus dibikin radius. “Lebar alur dibikin 2 mm dan
radius 1 mm. Maka dalam radius hanya tinggal 0,5 mm,” Rada repot kalau pakai
klep GL-Pro, meski murah harus kerja dua kali. Pertama, kudu memotong klep yang
kepanjangan. Kedua, kudu ngecilin diameter batang klep. Batang klep yang
dikecilin pada ujungnya sejauh 8 mm. Diameter batang klep asalnya 5,5 mm
dibikin 5 mm. Selanjutnya tinggal bikin alur untuk kuku klep. Untuk membentuk
batang klep EE, proses kerjanya sama dengan di klep Sonic. Kan diameter batang
klep EE sama dengan punya asli Mio yang 5 mm.
Proses
Hardening
Setelah klep dipotong, tentunya wajib kembali dibikin keras. Tujuannya supaya batang klep tidak jeber dipukul rocker-arm. Untuk itu, butuh proses hardening. Tekniknya batang klep dipanaskan menggunakan las asitilen. Jangan menggunakan las karbit karena dikhawatirkan kurang panas.
Setelah klep dipotong, tentunya wajib kembali dibikin keras. Tujuannya supaya batang klep tidak jeber dipukul rocker-arm. Untuk itu, butuh proses hardening. Tekniknya batang klep dipanaskan menggunakan las asitilen. Jangan menggunakan las karbit karena dikhawatirkan kurang panas.
Perlu juga
diwaspadai saat proses hardening. Jangan kelewat panas yang berisiko klep jadi
patah. Sebaliknya, kalau kurang panas juga bakal lembek alias masih mudah
jeber. Proses pemanasan cukup sampai membara kira-kira mendekati titik leleh
besi.
Gampang kok
caranya mengetahui sudah mendekati titik leleh. Perhatikan warna ketika klep
dibakar. Awalnya klep akan merah membara, kemudian oranye dan begitu mencapai
kelir kuning stop pemanasan.
Begitu klep
berwana kuning segera celup pada cairan kimia. Cairan kimia ini campuran dari
RBK (Racun Besi Kuning) atau RBM (Racun Besi Merah) dengan air. Komposisinya
100 cc air dicampur dua sendok makan RBK atau RBM. Terserah mau pakai RBK atau
RBM.
“Untuk
mendapatkan RBM atau RBK, bisa cari di toko kimia. Kemasan ½ kg Rp 100 ribu,”
Brother
berkacamata itu juga kasih penjelasan. Katanya dalam proses pemanasan tidak
bisa menggunakan campuran RBK plus air. Ada klep yang cukup pakai oli. Bedanya
bisa langsung dites menggunakan magnet.
Magnet
ditempelkan pada batang klep. Jika bersifat magnetik, klep nempel di magnet.
Artinya, setelah proses hardening cukup dicelup oli. Seperti klep Sonic, batang
atas nempel dan bawah enggak, maka cukup dicelup oli.