Yamaha Vega, Setingan Ala Road Race
Yamaha Vega oranye ini
kencang bermain di trek lurus 201 meter kelas bebek s/d 130 cc 4-tak
tune up. Catatan waktu yang diraih selalu bermain di 8,2 detik. Ketika
bermain di Pertamina Enduro Pertamax Corsa Dragbike Championship 2011
dua minggu lalu di Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Bisa dibilang, hampir semua part diganti pakai milik
Jupiter. Perbedaan paling signifikan ada di rasio,”
Perbandingan
gigi rasio, dibuat lebih berat. Tujuannya, buat mencegah power liar
ketika start. Untuk gigi I, main di 14/34 mata. Gigi II, 16/28 mata.
Gigi III, tetap pakai standar Jupiter. Yaitu, 21/29 mata. Sedang gigi
IV, pilih kombinasi 23/26 agar napas bisa habis sebelum garis finish.
Tapi,
belum lengkap rasanya kalau belum bicara dapur pacu! Karena selain
rasio, engine juga penentu kemenangan. Piston andalkan Daytona
diameter 55,25 mm dikombinasi stoke 54 mm. Hasilnya, isi silinder
keseluruhan bermain di 129, 1 mm.
Tinggi dome piston dibuat jadi 3 mm. Itu karena head silinder
tak terlalu dipapas habis. Ya, cuma 0,7 mm. Akibatnya, perbandingan
kompresi yang tercipta melonjak hingga 13,8 : 1. Tentunya, kudu pakai
bensol tuh.
Untuk mengejar power bawah agar mampu melesat cepat,
magnet Jupiter dipangkas bobotnya hingga tersisa 500 gram. Begitu juga
untuk balancernya, bobotnya dibuat sama.
Itu untuk putaran bawah!
Tapi, buat kejar putaran atas, tunner yang sukses di dunia road race
ini bermain di bagian klep. Pakai klep Honda Sonic, bukan diameter yang
dikejar. Melainkan, bobot klep.
Klep isap yang 28 mm, dipangkas
bobotnya hingga berkurang 6 gram. Sedang klep buat yang 24 mm, bobotnya
dipangkas 4 gram. “Pencapain rpm bisa lebih cepat. Selain itu, bisa
pakai per lebih empuk dan bikin kem awet,” kata Mletis sembari bilang
durasi kem main di 272º-274º. LSA, sekitar 103º.
Melengkapi
kombinasi klep ringan, sengaja tak pilih Mikuni TM 28 mm. Tapi lebih
andalkan Keihin PWK 28 mm. “Kotak terlalu spontan. Karena rpm bawah
sudah didapat dari part lain. Sedang PWK cenderung main di putaran
atas,” tutup pria kelahiran Jogja 1986 itu.
Main-jet dan
pilot-jet, diseting agak basah. Yaitu, 118/ 65. Lewat semua seting yang
diterapkan, kombinasi final gir 13/31 mata mampu melesatkan Vega ini
terus menjadi juara tercepat!